Entahlah. Saya bahagia karena berhasil mencintaimu atau karena berhasil melupakannya.-sebuahego
Jumat, 07 Desember 2012
Kamis, 22 November 2012
Kamu. Tak cukup membuatku merindu? Kini juga membuatku menyayangimu. Lalu membuatku membutuhkanmu.
»» READMORE...
Lalu rindu ini terus berkembang, dan hatiku tak kuat menopang sampai ahirnya tumbang di seberang harapan..
Dalam Kurung
kata hati saat berbuga :
a(k)u (i)ngin (t)etap bersam(a).
kata hati saat terluka :
(d)ahul(u) pernah ada (k)it(a).
»» READMORE...
a(k)u (i)ngin (t)etap bersam(a).
kata hati saat terluka :
(d)ahul(u) pernah ada (k)it(a).
Sabtu, 10 November 2012
10.11.12
nasi putih ini namanya hidup, lauk yg dipinggir ini kunamai kita, yg akan melengkapi semesta.
kertas putih ini semesta, sedangkan kita pensil warna yang akan mewarnai dunia..
Jumat, 09 November 2012
Di Dua-puluh-lima
Nadiku berhenti saat mengingatnya kembali. pertemuan tak direncana yang mengundang sejuta tanya. Matanya sungguh pancarkan aroma ketangguhan, ahh aku ingin lebih mengenal dirinya..
Namun aku tak dapat berbuat banyak untuk menjawab semua pertanyaanku. Hanya harapan yang tertinggal, suatu saat kita akan lebih mengenal.
_________ 4 bulan kemudian ________
Luka dihatiku memang belum kering, setelah menghantam perihnya penghianatan. Namun aku terus berjuang bangkit dan menemukan perakit.
Dalam sepiku, angin pun merayu agar aku mengingat dia yang ku lihat beberapa bulan lalu. Rasa ingin tahu ku tentangnya, menjadi rasa ku ingin lebih dekat dengannya.
Tiba-tiba sosok itu datang, tanpa aku undang secera gamblang.
Aku tak pernah menyangka saat dia mulai menyapa. Bulan pun tak pernah menduga akan kedatangannya. Sekarang bahagia ku telah datang membawa sejuta harapan.
Aku dan dia memang sama suka, dan tersirat dalam sebuah cinta. Akankah aku dan dia akan menjadi kita?
Semua terjawab pada dua-puluh-lima. Dimana terlahir sebuah cinta bernama (k)(i)(t)(a). Lalu aku hanya berdoa di setiap sujudku, berharap kisah ini tak kan berlalu.
Aku memang hal penting nomer satu di hidupmu. Sebelum sibuk datang menggeser posisiku. Hingga ku termangu dalam sendu, menikmati getirnya rindu.
Aku masih bisa bersabar menanti sebuah kabar. Aku masih setia, meski kau lupa caranya menyapa. Namun aku bisa apa, ketika dunia tak lagi memihak kepadaku?
..tak ada lagi pertemuan..
Kini kudapati sinar yang semakin pudar, dan hati yang luruh menjadi samar. Tak ada lagi yang bisa di selamatkan. Sebuah pertemuan yang hancur berantakan.
Secepat inikah drama yang kita mainkan?
Sampai disinikah pena menuliskan cerita?
Katakanlah kita hanya bepergian, sampai suatu saat kita akan saling menemukan.
Namun aku tak dapat berbuat banyak untuk menjawab semua pertanyaanku. Hanya harapan yang tertinggal, suatu saat kita akan lebih mengenal.
_________ 4 bulan kemudian ________
Luka dihatiku memang belum kering, setelah menghantam perihnya penghianatan. Namun aku terus berjuang bangkit dan menemukan perakit.
Dalam sepiku, angin pun merayu agar aku mengingat dia yang ku lihat beberapa bulan lalu. Rasa ingin tahu ku tentangnya, menjadi rasa ku ingin lebih dekat dengannya.
Tiba-tiba sosok itu datang, tanpa aku undang secera gamblang.
Aku tak pernah menyangka saat dia mulai menyapa. Bulan pun tak pernah menduga akan kedatangannya. Sekarang bahagia ku telah datang membawa sejuta harapan.
Aku dan dia memang sama suka, dan tersirat dalam sebuah cinta. Akankah aku dan dia akan menjadi kita?
Semua terjawab pada dua-puluh-lima. Dimana terlahir sebuah cinta bernama (k)(i)(t)(a). Lalu aku hanya berdoa di setiap sujudku, berharap kisah ini tak kan berlalu.
Aku memang hal penting nomer satu di hidupmu. Sebelum sibuk datang menggeser posisiku. Hingga ku termangu dalam sendu, menikmati getirnya rindu.
Aku masih bisa bersabar menanti sebuah kabar. Aku masih setia, meski kau lupa caranya menyapa. Namun aku bisa apa, ketika dunia tak lagi memihak kepadaku?
..tak ada lagi pertemuan..
Kini kudapati sinar yang semakin pudar, dan hati yang luruh menjadi samar. Tak ada lagi yang bisa di selamatkan. Sebuah pertemuan yang hancur berantakan.
Secepat inikah drama yang kita mainkan?
Sampai disinikah pena menuliskan cerita?
Katakanlah kita hanya bepergian, sampai suatu saat kita akan saling menemukan.
Kamis, 01 November 2012
Karena Dunia Penuh Sandiwara
Bagiku dunia ini sebuah pementasan drama yang penuh sandiwara. Dimana Tuhan
sebagai sutradara, dan kita semua menjadi peran utama.
Segala aspek kehidupan mulai dari keluarga, lingkungan sekolah,
persahabatan maupun kisah cinta. Semua memiliki alur cerita yang berbeda namun
tetap mengandung unsur yang sama, iya sandiwara tentunya :)
Oke coba kita lihat satu-persatu. Yang pertama dalam sebuah keluarga,
ketika seorang anak berubah menjadi rajin. Itu hanya sandiwara saja agar
mendapatkan apa yang di minta. Ingin dibelikan kamera putar-putar atau kendaran
stang bundar misalnya..
Lalu di dalam sekolah, bagi seorang siswa yang setiap hari harus duduk di
bangku selama kurang lebih 400 menit amatlah berat. Tak heran banyak siswa yang
ijin ke belakang (untuk jajan), ijin ke UKS (untuk menghindari guru killer) dan
minta dispensasi pulang (untuk bertemu pacar). Semuanya tak lepas dari kata
sandiwara bukaan?
Di dalam kehidupan, kita memang mempunyai banyak teman, yang berada di
rumah, sekolah, luar sekolah maupun di uber sosial. Tapi ciyus semuanya teman?
teman yang memuji di depan dan saling menjatuhkan di belakang? :). Haaaii, kita
ini hidup di dunia sandiwara dimana ketulusan semakin diragukan. Dimana sulit
membedakan antara topeng dan sungguhan.
Kisah cinta juga tak pernah luput dari sandiwara. Sebuah drama pun dimulai
dari kenalan --> gebetan --> pacaran --> selingkuhan --> sampai
dengan mantan. Dimana setiap fase yang terjadi pasti mengundang air mata karena
pahitnya sandiwara cinta. Antara mulut dengan perasaan sering berbanding
terbalik, saat kita terbelik dalam sebuah drama. Berbicara masalah cinta memang
abstrak, dengan isi hati yang sulit ditebak.
Mau dimanapun kita bersembunyi, sandiwara akan terus mengikuti.
Mau kemanapun kita menghindar, sandiwara akan terus mengejar.
Karena kita hidup di dunia, ber-atsmosfer-kan sandiwara dengan kandungan
pura-pura di dalamnya :)
Langganan:
Postingan (Atom)